Subsidi BBM Kalahkan Alokasi Dana Cadangan Penanggulangan Bencana





Indonesia kembali dikejutkan dengan adanya gempa yang terjadi di Aceh, kejadian ini  mengembalikan memori kita atas gempa-gempa besar pada tahun–tahun sebelumnya di tanah air. BMKG menyatakan besar guncangan sebesar 8,5 skala Richter. Kekhawatiran, kegaduhan dan ketakutan kembali menghampiri warga Aceh dan sekitarnya yang ikut juga merasakan guncangan tersebut.
Sangat menarik untuk mencermati respon pemerintah mengatasi dampak yang ditimbulkan akibat bencana yang terjadi di Indonesia. Gempa Bumi atau bencana memang sulit untuk diprediksi, kalaupun dapat diperidiksi tetapi peringatan bahayanya sangat terlambat, karena minimnya alat informasi langsung kepada warga. Indonesia merupakan negara yang rawan bencana dikarenakan adanya cincin api atau ring of fire yang melingkupi Indonesia, sekitar 282 kabupaten di Indonesia atau setara dengan 2/3 wilayah Indonesia masuk dalam kategori rawan bencana alam. Tingkat kerawanan ini, harusnya sejalan dengan jumlah dana cadangan penaggulangan bencana yang dialokasikan oleh pemerintah untuk menghadapi munculnya bencana-bencana lain yang dikhawatirkan akan terjadi.
Setelah APBN-Perubahan 2012 disahkan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana ikut angkat bicara tentang persoalan dinaikannya subsidi BBM yang hingga mencapai Rp137,4 triliun. BNPB menilai dana subsidi BBM pada APBN Perubahan 2012 sebesar Rp137,4 triliun adalah angka yang begitu besar. Angka itu bahkan jauh lebih besar dari nilai kerugian 10 bencana besar di Indonesia selama tujuh tahun dari tahun 2004 sampai tahun 2011, yang mencapai Rp106,7 triliun.
Saat ini alokasi dana cadangan penanggulangan bencana hanya sekitar Rp4,5 triliun per tahun atau hanya 3,3% saja dari dana subsidi BBM atau besarnya subsidi BBM setara dengan dana cadangan bencana selama kurang lebih 30 tahun. Alokasi dana cadangan tersebut masih sangat kurang bila kita melihat dampak kerugian bencana yang bisa mencapai miliaran rupiah, dan membutuhkan dana yang tidak sedikit untuk merevitalisasi semua kerusakan infrastruktur bangunan dan pemulihan bagi korban bencana. Masih belum ada data pasti tentang kerugian gempa yang terjadi di Aceh baru-baru ini secara keseluruhan, namun kerugian di Aceh Barat ditaksir mencapai 2 Miliar.
Tentu kita tidak mengharapkan bencana lain terjadi di Indonesia, namun sebagai negara yang masuk kategori negara rawan bencana menjadi suatu keharusan bagi pemerintah untuk mempersiapkan semua itu, tidak hanya dana untuk mengatasi bencana, akan tetapi dana untuk early warning system juga sangat dibutuhkan. Sehingga dapat mengurangi dampak bencana tersebut baik itu sumber daya manusia maupun dampak material.

Qurrotul A’yuni
Mahasiswa Semester Kedua Program Pascasarjana
Magister Administrasi Publik Universitas Jenderal Soedirman
Dan Penerima Beasiswa Unggulan Kemendikbud BPKLN

0 komentar: (+add yours?)

Posting Komentar