Membangun Reformasi Birokrasi Melalui Local Leadership

0 komentar

Membangun Reformasi Birokrasi Melalui Local Leadership

Qurrotul A’yuni

Magister Ilmu Administrasi
Program Pascasarjana Universitas Jenderal Soediraman
E-mail: qurray.yoen@gmail.com

Abstract

Kebutuhan akan perubahan kearah yang lebih baik menjadikan reformasi birokrasi sebagai agenda bersama bagi pemerintah baik di pusat maupun di daerah serta masyarakat. Gaung reformasi telah menggema sejak bertahun-tahun lamanya. Bahkan hampir semua lembaga-lembaga pemerintah, departemen-departemen, dinas-dinas di daerah menyepakati perlu adanya reformasi birokrasi. Reformasi birokrasi merupakan upaya untuk mengurai permasalahan seperti pelayanan publik, dan korupsi yang sedang marak di Indonesia. Korupsi bahkan menjadi faktor yang krusial dalam penyelenggaraan reformasi birokrasi. Korupsi tidak lagi hanya terjadi di tingkat pemerintahan pusat, tetapi sudah menjalar ke tingkat pemerintahan daerah. Korupsi di daerah bahkan di duga lebih besar dan sudah masuk dalam lini satuan kerja perangkat daerah, yang notabene adalah pembantu Bupati selaku pemimpin daerah. Korupsi merupakan musuh bersama dan melanggar etika penyelenggaraan administrasi negara, untuk itu diperlukan upaya untuk mengatasi dan mencegah timbulnya korupsi yang semakin banyak. Belajar dari kasus yang ada di beberapa negara, maka keberhasilan dari reformasi birokrasi akan sangat tergantung dari adanya komitmen dan national/local ledership. Tanpa adanya komitmen dan national/local leadership akan menyebabkan gagalnya reformasi birokrasi.


Kata Kunci: Reformasi Birokrasi, Korupsi Daerah, Nationa/Local Leadership,
                    Etika Administrasi Negara


HUMAN RESOURCES THEORY

0 komentar

TEORI HUBUNGAN MANUSIA by moschakunti

Manajemen Satu Menit: Kecakapan Pemimpin dalam Mengelola Waktu

0 komentar


Manajemen Satu Menit: Kecakapan Pemimpin dalam Mengelola Waktu

Qurrotul A’yuni[1] and Dyah Retna Puspita[2]
Master Program in Public Administration
Jenderal Soedirman University
qurray.yoen@gmail.com and dyah.puspita@unsoed.ac.id


Kepemimpinan muncul sebagai suatu cara berinteraksi yang melibatkan tingkah laku oleh dan untuk individu, yang pada akhirnya diangkat oleh individu lainnya untuk memainkan peranan sebagai pemimpin. Seseorang yang telah ditunjuk menjadi seorang pemimpin menunjukan bahwa orang tersebut di percaya oleh yang lainnya, dengan kepercayaannya ini, seorang pemimpin harus memanfaatkan kepercayaan tersebut dengan memberikan yang terbaik bagi mereka dengan waktu yang tersedia. Dalam bukunya, Kenneth Blanchard, et al. (1992) memberikan symbol tulisan satu menit yang terbaca pada arloji digital modern, dimana seorang pemimpin diminta untuk mengingat, memandang, dan melihat bawahannya dengan hanya menggunakan satu menit waktu yang tersedia. Hal ini untuk menyadarkan pemimpin bahwa bawahan adalah sumber daya yang paling penting. Sisi lainnya dari seorang pemimpin adalah bagaimana dia mampu mengelola waktu dengan baik, time competence. Pemimpin yang cakap dibidang waktu, hidup ‘disini’ dan ‘ditempat ini’. Dia menaruh perhatian pada lingkungan, dia peka terhadap kondisi bawahannya, dan menikmati suasana yang ada. Banyak pemimpin yang terlena dengan waktu, sehingga banyak program-program pemerintah yang tidak sesuai dengan target waktu yang ditentukan, banyak program yang tidak berlanjut dan terabaikan, serta kurang harmonisnya hubungan antara pimpinan dan wakilnya. Bagaimana pengelolaan waktu ini, seorang pemimpin harus mengarahkan, mendelegasikan tugas, meningkatkan dukungan pada wakilnya, bawahannya, dan sumber daya lainnya yang ada.

Keyword: Manjemen Satu Menit, Kepemimpinan, Pengelolaan Waktu











[1]  Beneficiary of Beasiswa Unggulan Scholarship, Bureau of Planning and International Cooperation, Ministry of Education and Culture, the Republic of Indonesia
[2] Lecturer in Magsiter of Administration Science 

Penguatan Etika Pengadaan Barang dan Jasa Publik Sebagai Upaya Mengurangi Korupsi di Indonesia

0 komentar

MAKALAH ETIKA by moschakunti

Subsidi BBM Kalahkan Alokasi Dana Cadangan Penanggulangan Bencana

0 komentar





Indonesia kembali dikejutkan dengan adanya gempa yang terjadi di Aceh, kejadian ini  mengembalikan memori kita atas gempa-gempa besar pada tahun–tahun sebelumnya di tanah air. BMKG menyatakan besar guncangan sebesar 8,5 skala Richter. Kekhawatiran, kegaduhan dan ketakutan kembali menghampiri warga Aceh dan sekitarnya yang ikut juga merasakan guncangan tersebut.
Sangat menarik untuk mencermati respon pemerintah mengatasi dampak yang ditimbulkan akibat bencana yang terjadi di Indonesia. Gempa Bumi atau bencana memang sulit untuk diprediksi, kalaupun dapat diperidiksi tetapi peringatan bahayanya sangat terlambat, karena minimnya alat informasi langsung kepada warga. Indonesia merupakan negara yang rawan bencana dikarenakan adanya cincin api atau ring of fire yang melingkupi Indonesia, sekitar 282 kabupaten di Indonesia atau setara dengan 2/3 wilayah Indonesia masuk dalam kategori rawan bencana alam. Tingkat kerawanan ini, harusnya sejalan dengan jumlah dana cadangan penaggulangan bencana yang dialokasikan oleh pemerintah untuk menghadapi munculnya bencana-bencana lain yang dikhawatirkan akan terjadi.
Setelah APBN-Perubahan 2012 disahkan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana ikut angkat bicara tentang persoalan dinaikannya subsidi BBM yang hingga mencapai Rp137,4 triliun. BNPB menilai dana subsidi BBM pada APBN Perubahan 2012 sebesar Rp137,4 triliun adalah angka yang begitu besar. Angka itu bahkan jauh lebih besar dari nilai kerugian 10 bencana besar di Indonesia selama tujuh tahun dari tahun 2004 sampai tahun 2011, yang mencapai Rp106,7 triliun.
Saat ini alokasi dana cadangan penanggulangan bencana hanya sekitar Rp4,5 triliun per tahun atau hanya 3,3% saja dari dana subsidi BBM atau besarnya subsidi BBM setara dengan dana cadangan bencana selama kurang lebih 30 tahun. Alokasi dana cadangan tersebut masih sangat kurang bila kita melihat dampak kerugian bencana yang bisa mencapai miliaran rupiah, dan membutuhkan dana yang tidak sedikit untuk merevitalisasi semua kerusakan infrastruktur bangunan dan pemulihan bagi korban bencana. Masih belum ada data pasti tentang kerugian gempa yang terjadi di Aceh baru-baru ini secara keseluruhan, namun kerugian di Aceh Barat ditaksir mencapai 2 Miliar.
Tentu kita tidak mengharapkan bencana lain terjadi di Indonesia, namun sebagai negara yang masuk kategori negara rawan bencana menjadi suatu keharusan bagi pemerintah untuk mempersiapkan semua itu, tidak hanya dana untuk mengatasi bencana, akan tetapi dana untuk early warning system juga sangat dibutuhkan. Sehingga dapat mengurangi dampak bencana tersebut baik itu sumber daya manusia maupun dampak material.

Qurrotul A’yuni
Mahasiswa Semester Kedua Program Pascasarjana
Magister Administrasi Publik Universitas Jenderal Soedirman
Dan Penerima Beasiswa Unggulan Kemendikbud BPKLN

Trend Single Professional Women (SPW)

0 komentar




Apa yang kamu lakukan setelah lulus kuliah? Menikah? Atau mencari pekerjaan? Tahukah kamu, kalau saat ini banyak perempuan setelah lulus perguruan tinggi mereka langsung memfokuskan diri untuk meniti karir, bahkan sangat berhasrat untuk mencapai posisi sampai level yang tinggi. Perempuan seperti ini disebut dengan Single Professional Women (SPW). Menjadi SPW saat ini telah menjadi gaya hidup masyarakat perkotaan.
Penelitian mengenai SPW telah banyak dilakukan di beberapa negara antara lain Amerika Serikat, India, Polandia, Jerman dan penelitian terbaru yaitu di Jepang, Taiwan, Korea Selatan, Hong Kong, China dan Indonesia. Menurut beberapa penelitian tersebut, penyebab timbulnya SPW antara lain karena globalisasi yang menimbulkan sikap individualisme yang kini menyebar tidak hanya di negara barat, tetapi sudah masuk dalam sendi kehidupan perempuan negara berkembang, salah satunya Indonesia.
Karir yang cemerlang, kondisi financial dan ekonomi yang mapan, kehidupan sosial yang baik serta meningkatnya gaya hidup, semakin menambah keinginan para perempuan untuk hidup mandiri atau tidak bergantung kepada orang lain. Diakui oleh perempuan-perempuan di Jepang, China dan Indonesia mereka lebih suka menjadi Single Professional Women.
Kebebasan melakukan apa pun yang diingini dan kepemilikan kehendak yang luas bisa jadi menjadi pemicu semakin banyak SPW di beberapa belahan dunia lainnya. Bayangkan, ketika kebutuhan kita para perempuan terpenuhi dengan mengandalkan kemampuan dan usaha kita sendiri, tentu menjadi suatu kebanggaan dan kepuasan yang amat besar, ketika rasa puas itu berlangsung lama dan adanya kenyamanan dengan itu semua bisa jadi muncul perasaan dan pikiran dalam benak kita seperti ‘untuk apa mencari pendamping ketika semua kebutuhan kita telah terpenuhi dengan usaha kita sendiri’, bahkan menjadi mungkin kita bertanya-tanya ‘apakah pendamping kita juga akan mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan kita’, belum tentu.
Keasyikan dan kenyamanan inilah yang semakin terus tumbuh dan menguat. Yang menjadi pertanyaan berikutnya yaitu, ketika benyak perempuan yang melajang, lalu bagimana dengan penerus kita kelak? Tentu ini menjadi perhatian serius. Walaupun laporan dari PBB menyatakan bahwa penduduk dunia saat ini telah menacapai 7 miliar, dan adanya anjuran untuk menurunkan tingkat pertumbuhan penduduk bumi, tetapi pada faktanya tidak semua negara memiliki penduduk yang padat, sehingga apabila kondisi ini berlanjut dikhawatirkan akan menimbulkan ketidakseimbangan atau jomplangnya jumlah manusia, ketika orang tua semakin banyak sedangkan anak-anak semakin berkurang.
Ketimpangan jumlah tersebut sedang menjadi bahasan yang hangat di Jepang. Yang terjadi di Jepang saat ini adalah para wanita lebih senang menghabiskan waktu di kantor, membangun karier, dan hidup mandiri. Lama-lama, jumlah wanita lajang makin meningkat. Dampaknya, jumlah bayi yang lahir semakin berkurang. Bahkan pemerintah di sana mendorong stasiun TV untuk menayangkan berita-berita tentang nikmatnya membangun keluarga. Satu keluarga beranak 10 menjadi berita besar bagi TV Jepang. Dan hal yang menjadi kekhawatiran besar pemerintah jepang adalah semakin banyaknya orang tua jompo sedangkan sekolah-sekolah banyak yang tutup karena kekurangan murid.
Di China tidak jauh berbeda dengan di Jepang, banyak perempuan disana yang menolak untuk hamil, keengganan mereka untuk menikah dipicu lantaran mereka tidak mau menikah dengan laki-laki yang kurang mapan. Lebih seperempat jumlah perempuan yang mengikuti survei berharap mengencani lelaki berpendapatan 10 ribu yuan per bulan atau lebih. Survei menjaring lebih 50 ribu warga di seluruh wilayah negara itu berumur 20-60 tahun. Survei dilakukan Asosiasi Pekerja Sosial China dan laman Baihe.com, situs kencan dan perjodohan besar di China. Banyak survei di beberapa negara Asia mengungkapkan bahwa perempuan Asia menolak pernikahan.  
Ada salah satu manfaat dari pernikahan yang belum banyak di pahami intinya oleh para perempuan, yaitu lahirnya keturunan. Anak merupakan pokok yang dijadikan sasaran utama bagi pelaksanaan hidup berumah tangga. Kita dapat mengambil hikmah dari keberadaan seorang anak yaitu, melestarikan keturunan sehingga anak dapat menjadi penerus generasi bangsa dan agama, dengan keberadaan seorang anak juga merupakan salah satu upaya kita meraih keberkahan dari doa anak yang shalih yang ditinggalkan, dan selanjutnya yaitu upaya memohon syafaat dari anak kecil yang telah meninggal dunia.
Upaya meraih keberkahan dari doa anak shalih yang ditinggalkan menjadi penghangat bagi orang tua yang dengan tenaga serta pikirannya serius mendidik anak-anaknya menjadi anak yang baik dan santun. Semua amal perbuatan manusia terputus kecuali tiga hal yang salah satunya adalah doa anak shalih. Pernahkah kita mendengar kisah seorang anak kecil yang menarik kedua orang tuanya untuk  masuk ke dalam surga sebab kasih sayangnya kepada mereka? Seorang anak dapat menjadi investasi yang sangat berharga bagi kekehidupan kedua orang tuanya di kumudian hari.
Menjadi Single Professional Women atau Ibu Rumah Tangga, atau bahkan menjadi keduanya adalah sebuah pilihan. Semuanya kembali pada masing-masing pribadi. Tidak dipungkiri sukses pekerjaan belum tentu sukses berkeluarga, atau sebaliknya.

Qurrotul A’yuni
Mahasiswa Semester Pertama Program Pascasarjana
Magister Administrasi Publik Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto
Dan Penerima Beasiswa Unggulan Kemendiknas BPKLN








Kumpulan Abstrak ICLG

0 komentar

06_Abstract Oc 27 2012 by moschakunti